Senin, 30 November 2009

My Pray

Ketika aku memohon kepada Allah kekuatan
Allah memberi aku masalah untuk aku pecahkan

Ketika aku memohon kepada Allah kesejahteraan
Allah memberiku akal untuk berfikir

Ketika aku memohon pada Allah keberanian
Allah memberi aku kondisi bahaya untuk aku atasi

Ketika aku memohon kepada Allah sebuah cinta
Allah memberi aku orang-orang bermasalah untuk aku tolong

Aku tidak menerima apa yang aku minta, tapi aku mendapatkan apa yang aku butuhkan

***
Ya Allah, kami mohon kepadaMu
dikaruniakan hati yang bersih, teguh dan karuniakanlah kepada kami hati yang mencintaiMu
Mencintai orang-orang yang mencintaiMu
serta mencintai Amalan-amalan yang bisa membuat kami dekat denganMu

Wahai Robbi, Engkaulah dzat yang menggengam jiwa-jiwa kami
jagalah ketaatan kami kepada Mu dan kepada Rosul-Mu
jagalah keikhlasan dalam setiap gerak langkah kami
jagalah kekhusyuan dalam setiap amalan kami

Wahai Allah, Bantulah kami agar bisa mencintaiMu
bimbinglah kami menuju jalanMu...Amin

Rabu, 25 November 2009

why do u catch ur Degree..?

Ehm...kemaren2 ini gw sempet chatting ma tmn SMA gw, kita bicara ttg degree..
dy tanya knp gw ga langsung lanjut, gw jawab aja spt biasanya gw dah ga mau ngerepotin papa...ehm..terdegar idealis yah, but that's true..gw udah ga pengen lagi bikin papa susah, sejak ga da mama, hidup kami dah terengut separuhnya, gw berusaha sekali untuk merasakan apa yang papa gw rasakan.Gw pingin skrg papa byk seneng, ga terbebani dg urusan gw yang byk ini-itu, pingin papa beli semua yg bliau mau, ataupun nabung buat naik haji or apapun lah..pokoknya udah bukan waktunya lagi gw meminta.

Bukan berarti gw ga pengen lanjut kuliah, sampe sekarang juga gw masih active ikutin beasiswa2 prestasi di univ dalam maupun luar negeri, sayangnya kesempatan itu blm gw dapatkan..but someday I will..I believe tht!! hehhe

Teman gw malah bilang salute dg cita2 gw itu, dy bilang akan jarang sekali orang yang berfikir seperti gw..dimana ada kesempatan dan org tua borju..pasti dech take it buat buang2 duid ortu and ngegaya dggelar tambahan! dan jarang sekali org yang berfikir utk sekolah sampe over seas dengan pertimbangan adaptasi budaya, bahasa, dan biaya hahha (3B) juga dg alasan di Indonesia juga udah bagus2 koq sekolah :D
Heheheh..
gw bilang sama temen gw thx buat salutenya, tapi utk beberapa pandangan..sorry ada yg berbeda, yang pertama, tanpa bermaksud offense ke dy, utk org2 yang masih minta jatah ttg sekolah dr duit ortu mrk..gw bilang sich itu wajar aja, tanpa bermaksud ngebela ataupun sinisin dy..toh kita juga dulu2 sama, zaman tk-sma bahkan kuliah s1 masi dibiayain ortu kita, so..mungkin yg ortunya masi mau biayain krn emg kondisinya ada dan anaknya juga masi semangat utk lanjut,,,y why not, beda ceritanya kalo anaknya yang ngotot2 maksain..ga mau liat kondisi kanan-kiri, dan kuliah cuma just for escaping dr terjun ke dunia kerja alias blm siap utk mandiri..nah itu baru beda kasus and in my opinion is GA-TAU-DIRI..
beda kasus ma gw yg emg ingin menapaki dulu dunia kerja, implementasiin dulu ilmu gw..sekaligus disitu gw bisa analysist apa dr diri gw yang perlu untuk dikembangkan dengan cara sekolah lagi...jadinya nanti gw akan paham betul knp gw musti sekolah lagi dan 'ga-mentah' dlm menapaki dunia kerja.

Gw bisa bilang gitu, based on my prof when i was college said..bahwa ga sedikit para sarjana atau master yang ga tau cara implementasiin ilmu mereka, ketika di kampus mereka menimba ilmu dengan harapan "predikat" dan nilai semata..fikiran mrk sangat ideal bahwa tujuan mereka menimba ilmu adalah tujuan mulia pure cari ilmu bukan utk tujuan pekerjaan, inilah yang membuat mrk nampak layaknya hypocrete, ketika menapaki dunia industri langsung..mrk kelabakan krn kurang menguasai medan kerja, kek sun-tzu bilang "Pasukan yang mengenal medan perangnya akan lebih mudah untuk menguasai lawan lalu menang".

Berbekal dari situ, makanya gw coba utk kerja dulu barang 2-3th utk tau apa yang menjadi minat gw dalam mencari ilmu sekaligus implementasiin buat dptin hasil dr smuanya..yg gw bilang hasil disni bukan pure money oriented semata, tp juga profesionalitas, kredibilitas, dan amalan baik dunia-akherat..sounds so naive ya...but that's t'fact..gw mau berusaha utk balancing ilmu gw dengan kebutuhan dunia maupun akhirat, IQ and EQ, mind and soul.

Alasan kedua knp gw pingin nuntut ilmu overseas, alias di luar negeri, bukan pingin sok-sok'an..dan nganggap ilmu dalam negeri itu masi kurang...nope at all.
tp gw pingin merasakan khasanah baru yang lebih maju dr peradaban dunia industry Indonesia saat ini, coba dech liat...kenapa di Jepang org2 sgt trustworthy...tingkat korupsi mrk jauh dibawah Indonesia..tp kehidupan mrk tetep bisa sejahtera dan budaya, informasi serta technology mrk berkembang sgt dahsyat tanpa meninggalkan citra bangsa mrk..nah T'way of thinking kaya gitu yang mau gw adaptasi..dan susah cari disni kayanya, krn behaviour bangsa kitanya blm mendukung (including me hehhe)..
Tp krn 3B (red: budaya, bahasa, dan biaya) usahanya pun ditempuh dg susah payah, tiap hr apply2 beasiswa, trs gw berusaha bgd naikin kemampuan gw di intenational language alias b.ing, banyakin baca-2 buku2 yg diluar ilmu gw biar kalo ada tawaran scholarship ga terbatas jurusannya, dan semua semangat itu menjadikan hidup gw lebih hidup...thx God for ur supervision hehhe :D

But..ada juga obrolan tmn gw itu yg sepertinya merujuk pada kebenaran, dengan melihat banyaknya fakta yang terjadi. apaan tuh?
Kali ini gw bicara yang cari gelar hanya karena 'ngisi-waktu' atau 'manfaatkan kesempatan eksistensi', beberapa kali gw bertemu dg org2 diatas degree gw yang sangat tdk berperilaku sesuai derajat pendidikan mrk, sikap2 arogansi, merendahkan, emosional muncul tanpa mereka sadari..atau mungkin mrk lakukan secara sadar ya..sadar bahwa gelar mrk memiliki kekuatan utk merendahkan org lain yang berada dibawah mrk..bagi gw itu hal yang sangat 'dangkal' dan memalukan..
Bukannya membina tapi malah mengkritik
Bukannya memberi contoh malah jadi cemooh...

Tapi tidak semua berlaku demikian...yg wise, yg rendah hati, yg bisa menjadi panutan dan contoh juga banyak...dan gw harap, gw bisa menjadi seperti itu..
Gw harap ilmu gw yg tdk seberapa ini akan menghindarkan gw dr missbehave, menjadikan gw pribadi pembelajar yang bisa diandalkan..
Semoga Allah selalu memberi jalan yang terbaik utk gw
Amin..

PSIKOPAT..are You??

Barusan ada tmn sms, nanya nezz psikopat itu apa sech?
ehm..binun juga jelasinnya kalo sms,apa ya psikopat itu...?!
gini dech pernah nonton Hanibal Lecter?? di film silent of t'lambs? that's my fave movie..asli penjahatnya pinter bgd...TOP dech...atau yg paling gampang kasus Rian dari Jombang..
Kalo penjelasan secara buku dan keilmuan gw di psikologi, gini neyh ceritanya.

Secara harfiah psikopat itu disebut sebagai "sakit jiwa", berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis, kenapa karena seorang psikopat sadar sepenuhnya dengan perbuatannya, ga ngalamin halusinasi ataupun delusi layaknya schizofrenia.

Menurut Robert Hare, yang telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun, seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.

Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, dan koruptor. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat.

Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa, menyenangkan, dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan, bersikap religius, dan kelihatan tampak sukses dalam karier. "Psikopat yang karismatik dan well educated inilah yang paling sulit dideteksi," kata Hare, yang menjadi pembicara dalam seminar psikopat.

Psikopat sejati menghancurkan semangat, karier, dan reputasi seseorang, yang menyebabkan korbannya sering merasa bersalah terhadap dirinya sendiri dan sebaliknya malah mengasihani psikopat. Lantas, korban psikopat menjadi mudah tersinggung, depresi kroni, sampai nervous breakdown.

Tanpa bermaksud menakut-nakuti, ternyata tiga dari 10 pria Amerika Serikat, dan satu dari 30 orang Inggris adalah psikopat. Penampilan mereka tak jarang seperti idaman banyak orang: berbudi luhur, mulia, atau berkedok agama sesuai keyakinannya.

Mereka pun profesional di bidangnya. Ada yang dokter, psikiater, psikolog, penegak hukum, wartawan, pemuka agama, politikus, penggiat LSM, pendidik, ibu rumah tangga. Tak ketinggalan, mereka juga punya banyak julukan. Mulai dari yang keren sampai menyeramkan, seperti a white collar crime, the best actor, atau “serigala berbulu domba”.

Diagnosis Panjang

* Adakah cara mengenali para psikopat yang berkeliaran itu? Secara klinis, jelas tak mudah, karena untuk sampai pada kesimpulan seseorang tergolong psikopat atau bukan.

Harus melalui proses panjang dan sulit. Diagnostik sahih mesti disimpulkan setelah usia orang yang dicurigai lebih dari 18 tahun,” papar dr. Suryantha Chandra, Sp.KJ, kepala Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta.

Sampai saat ini, pasien yang ditangani Sanatorium Dharmawangsa, yang akhirnya disimpulkan sebagai psikopat, rata-rata berusia antara 25 - 35 tahun. Sebuah rentang usia produktif. Sedangkan jumlahnya kurang dari 10% dari seluruh pasien yang datang.

Pada dasarnya, psikopat adalah sebutan singkat untuk gangguan kejiwaan, yang awalnya dikenali sebagai kenakalan remaja dan gangguan kepribadian antisosial (emosi dangkal, gampang meledak-ledak, tak bertanggungjawab, berpusat pada diri sendiri, serta kekurangan empati dan rasa sesal).

Penderitanya dianggap terlalu cuek, bipolar, keadaan pada bidang perasaan yang sangat ekstrem, seperti senang terus, terlalu banyak gagasan, berwawasan luas, selalu ingin mendapatkan semua, maniakal, bersifat manis yang memaksa serta suka mengambil jalan pintas untuk meraih keinginannya, megalomania.

Terapi seumur-umur

* Untuk “menangkap’ psikopat diperlukan kerja tim ahli, mulai dari dokter, psikiater, psikolog, pekerja sosial, sampai occupational therapist (instruktur untuk memberi tugas atau pekerjaan tertentu).

Mereka bekerja berdasarkan holistic-eclectic approach, pendekatan bio-psiko-sosial yang akan memeriksa dan menilai faktor organ biologis, psiko-pendidikan, sosial budaya, dan religius-spiritualitas pasiennya.

Pemeriksaan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, khusus kesehatan otak dan tubuh, lewat brain scanning, EEG, MRI, rontgen dan general check up. Pada tahap ini, tahun 1995, sebuah tim peneliti pimpinan Dominique LaPierre (Kanada) memaparkan hasil penelitian terhadap otak 30 pelaku kriminal. Ternyata ditemukan kelainan pada bagian prefrontal cortex (orbitofrontal - ventromedial), lobus temperalis, lapisan otak di arah pelipis kiri dan kanan, yang mempengaruhi kemampuan mengikuti aturan sosial dan etika.

Pemeriksaan tahap kedua, wawancara dengan psikiater yang menggunakan DSM-IV (The American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder versi IV). Di Inggris penggunaan patokan ini berhasil menemukan 3% pria dan 1% wanita, yang “tertangkap” mengalami gangguan kepribadian antisosial.

Untuk menyimpulkan hasil wawancara, apalagi memberikan “gelar” psikopat, psikiater harus memperhatikan gejala kepribadian pasien, terutama sejak pasien berusia 15 tahun. Apakah ia sedikitnya kerap melakukan tiga dari tujuh ciri khas berikut ini: (1) gagal mengikuti norma sosial dan hukum, hingga berkali-kali ditahan pihak berwajib, (
2) berulang-ulang berbohong, menggunakan berbagai alasan, lihai bicara, menipu untuk keuntungan pribadi atau sekadar bersenang-senang.
(3) meledak-ledak dan tak punya perencanaan, kalau ingin sesuatu, harus saat itu juga dilakukan,
(4) mudah tersinggung dan berangasan, sehingga sering terlibat penyerangan atau adu jotos,
(5) tak peduli keselamatan diri sendiri atau orang lain, (6) tak bertanggungjawab, misalnya kerja sering tak beres dan ngemplang utang, (7) nyaris tak punya rasa sesal dan bersalah setelah menyakiti, menganiaya bahkan mencuri.

Karena segenap perbuatan di atas merupakan masalah perilaku, orangtua dan orang-orang terdekat sebaiknya mulai memberi perhatian lebih, bila anak atau orang yang dikenalnya melakukan hal-hal di atas berulang-ulang sebelum usianya menginjak 15 tahun.

Mereka mesti hati-hati, banyak baca rujukan tentang gangguan kepribadian, konsultasi dengan psikolog dan psikiater. Bila usia pasien belum 15 tahun, para ahli paling-paling hanya akan memberi nasihat untuk mengamati dan jaga-jaga. Misalnya, simpan baik-baik barang berharga dan uang, agar pasien tak terpancing mencuri, termasuk mencuri milik keluarga sendiri,” saran dr. Suryantha.

Dicarikan pekerjaan

* Tahap ketiga, keberadaan psikopat bisa dipertegas lewat psikotes. Psikopat umumnya ber IQ tinggi. Tes dilakukan dengan MMPI (Minnesota Multi Phasic Personality Inventory), pengukur psikotes yang versi Indonesianya disebut MIMPI.

Perangkat berskala 1 - 10 ini mengukur psychopathic deviate (Pd) alias kecenderungan psikopat. Ada skala dua untuk depresi, empat untuk psikopat, dan enam untuk paranoid.

Tahap keempat, dengan allo-anamnesa, pekerja sosial mengumpulkan info dari orang-orang terdekat pasien, semisal orangtua, guru, teman, rekan kerja, atasan, tentang keadaan dan perilaku orang yang dicurigai dari waktu ke waktu. Berpatokan pada lima tingkat multiaxial system akan diketahui apakah pasien mengalami gangguan klinis (axis I), gangguan kepribadian dan keterbelakangan mental (II), keadaan medis secara umum (III), masalah lingkungan dan psiko-sosial (IV), dan penilaian fungsi secara umum (V).

Semua pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti. Kalau pasien ditengarai psikopat, penanganan dan pengobatannya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan. Secara organ biologis, ia seumur hidup perlu mengonsumsi obat untuk menjaga kestabilan sumber “listrik” dasar di otaknya yang mengatur emosi. Pusat letupan dijaga agar relatif tenang, karena pada keadaan inilah diharapkan ia bisa lebih menyadari apa yang dikatakan dan dilakukan secara lebih bertanggungjawab.

Selanjutnya, dilakukan penanganan medis per kasus. Misalnya, penyandang cacat tubuh yang biasa memanfaatkan cacatnya secara berlebihan untuk dikasihani dan menggantungkan diri sehingga membebani orang lain, diberi latihan fisik agar bisa lebih bersaing dengan keterbatasan fisiknya.

Sementara tujuan bimbingan psiko-pendidikan secara psikologis untuk menyadarkan seorang psikopat, agar lebih mengendalikan perilaku dan memahami, bahwa sejumlah tindakannya melanggar norma hukum dan sosial.

Secara sosial budaya dan agama juga dilakukan bimbingan per kasus. Kalau problemnya karena menganggur, occupational therapist akan mengusahakan mencarikan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan pasien, bergaul dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Semuanya mengacu ke prinsip eclectic, mengutamakan atau memilih yang harus didahulukan.

Penanganan dan pengobatan penyandang psikopat minimal memakan waktu tiga tahun. Sanatorium Dharmawangsa menegaskan, pengobatan pasien dengan gangguan jiwa ini tak ada penyelesaiannya. Artinya, penanganan dan pengobatan harus dilakukan terus-menerus, dengan kerja sama banyak pihak, karena masalahnya tak selalu mudah. Bagaimana kalau si penderita ternyata pejabat, pengusaha atau orang penting?

Dipicu budaya sakit,

* Memang, gelar psikopat kadang nemplok tanpa pilih tempat. Apalagi sering tanpa sadar masyarakat modern sendiri ikut andil melahirkan psikopat. Karena beratnya tekanan hidup, berbagai hal yang menyimpang dari norma dan hukum, justru menjadi aktivitas "sehari-hari”.

Praktik-praktik proyek fiktif, penggelapan pajak, atau aji mumpung-nya para pejabat dan pengusaha contohnya, dianggap sebagai hal biasa. Sistem pendidikan yang hanya mengejar prestasi, juga bisa memicu tumbuhnya pribadi psikopat. Bila tiap anak dituntut menjadi nomor satu, sementara ia sadar kemampuannya terbatas, apa yang terpikir olehnya untuk mencapai tujuan itu? Bisa saja dia mencari jalan pintas.

Dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Inggris, kita memang miskin data. Wajar bila tak bisa diketahui populasi psikopat yang ada di tengah masyarakat. Namun, sepanjang “budaya sakit” seperti di atas masih kuat berakar di masyarakat, rasanya tidak berlebihan bila dikatakan, sebenarnya banyak orang bergejala psikopat mondar-mandir di sekitar kita.*

Hare mengungkapkan, ada empat ciri utama seorang psikopat (mudah-mudahan kita tak masuk di dalamnya). Yakni, karakter antisosial (antisocial), pribadi yang sulit diduga, pandai bersandiwara (histrionic), dan luar biasa egois (narcisstic). Hare tegas-tegas mengategorikan keempat ciri ini sebagai kelainan kepribadian (personality disorder), meski sekilas --apalagi di dunia yang semakin kosmopolitan ini-- hal tadi tampak lumrah.

Kelainan kepribadian itu bukannya tak kasat mata. Pribadi antisosial, kata Hare, melahirkan kecenderungan melanggar norma-norma sosial atau mengintervensi orang lain (apakah kita termasuk di dalamnya?).

Pribadi sulit-diduga dicirikan ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, ketidakstabilan citra diri, serta tak kuasa menurutkan kata hati (wew...hayoo apakah kamu-kamu termasuk di dalamnya? hehe).

Sementara pribadi histrionic tampak dari kecenderungan emosi yang meledak-ledak, serta selalu ingin menarik perhatian (apakah kita termasuk di dalamnya?). Dan narcisstic ditunjukkan dengan keinginan kuat untuk selalu dikagumi yang dibarengi minimnya empati terhadap orang lain (apakah kita memenuhi kriteria ini?).

Hare mengantongi sejumlah indikator psikopat lainnya. Tapi singkatnya, terang dia, psikopat dicirikan oleh 'anomali' pada hubungan interpersonal serta faktor gaya hidup yang menyimpang. Sifat-sifat yang kerap tampak dari kedua ciri utama itu adalah: miskin empati, manipulatif, egosentris, pembohong, mudah frustrasi, memiliki perasaan yang dangkal, hubungan interpersonal yang episodik, gaya hidup parasit, dan kecenderungan melanggar norma-norma sosial. (lagi-lagi apakah kita memiliki salah satunya?). *kita???loe aja kali gw ngga..heheh kidding :P *

Akhirnya, seabrek sifat buruk ini --seperti ditemui pada banyak psikopat-- mengerucut pada satu karakter tunggal: hipokrit alias munafik. Inilah karakter asli psikopat (hati-hati!). Berwajah ganda, tampilan psikopat seringkali menipu. Inilah alasan mengapa sang polisi pembantai asal Jambi, M Gribaldhy H Yani, luput dicurigai selama hampir sepuluh tahun. Nyatanya, Dr Hervey Cleckley telah memperingatkan jauh-jauh hari. Dalam buku Mask of Sanity (1947), perintis psikopat asal AS ini menyatakan bahwa psikopat adalah pribadi yang, ''Mudah disukai orang, menarik (charming), perangainya tampak intelek, perhatian, impresif, amat percaya diri (bahkan kerap menginspirasi orang lain), (bagi pria) pintar merayu wanita. Pribadi para penjilat?

Yang jelas, lanjut Hervey, di balik karakter yang menawan tadi psikopat-psikopat ini membawa sifat inheren yang negatif, yakni tidak bertanggung jawab (iresponsible), merusak diri sendiri (self destructive), dan yang serupa dengannya. Berdasarkan konstruk psikopat yang ada Hare kemudian mengembangkan alat ukur psikopat yang dikenal dengan nama PCL-R (Psychopathy Checklist Revised) pada 1985. Alat ukur ini lantas digunakan secara luas sebagai rujukan utama. Sarlito Wirawan berpendapat, dari fakta-fakta empiris yang ada, pengertian psikopat dan ruang lingkupnya perlu diklarifikasi. Sejauh ini definisi psikopat lebih disesuaikan dengan persepsi masyarakat tentang psikopat.


Delapan gejala perilaku psikopat

# memiliki keahlian untuk menjadi pusat perhatian, dia pintar melucu, pintar berbicara, pandai menyanyi dll
# Egosentrik dan megalomania, ia menganggap dirinya paling hebat dan dapat menguasai orang lain, sulit menerima pendapat orang lain, sulit menjadi bawahan orang lain.

# hidup sebagai parasit, ia menggunakan orang lain untuk mencapai tujuannya, umumnya ber IQ tinggi dan memiliki beragam alasan yang tampaknya masuk akal untuk memanfaatkan orang lain.
# menipulatif dan curang, mudah sekali berbohong tanpa merasa bersalah sedikitpun, memiiki “ilmu kebohongan” yang tinggi.
# tidak merasa bersalah dan menyesal, pandai meyakinkan “atas nama kebaikan”. setiap perbedaan pendapat ditanggapi sebagai permusuhan yang menjerumuskan dirinya.
# tidak dapat berempati, jika orang lain susah dan kehilangan sesuatu ia manganggapnya sebagai konsekuensi logis, ia hanya mencari anda jika ia memerukan bantuan anda.
# tidak bertanggung jawab, sulit melakukan pekerjaan dengan baik, tidak ada yang dapat dituntaskan dengan sempurna dengan sejuta alasan.
# impulsif, cepat sekali berubah pikiran dan meniadakan kesepakatan2 yang ia buat sendiri, komitmennya diragukan, prinsipnya tidak ada yang abadi dan semua hal bisa berubah seketika.

Psikopat sejati tampak seperti pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa, menyenangkan, dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan, bersikap religius, dan kelihatan tampak sukses dalam karier.

Psikopat sejati juga mampu menghancurkan semangat, karier, dan reputasi seseorang, yang menyebabkan korbannya sering merasa bersalah terhadap dirinya sendiri mudah tersinggung, depresi kroni, sampai nervous breakdown.

Apa penyebab psikopat?
Kelainan Otak
Belum jelas benar hingga kini. Tapi hipotesis yang diajukan Hare menduga psikopat terjadi akibat kelainan fungsi otak. Ini didasarkan pengalaman Hare saat memeriksa seorang pasien psikopat berusia 46 tahun bernama Al. Pada otak Al terbukti ditemukan kelainan. Al tidak dapat memisahkan stimulus yang bersifat rasional dari yang emosional. Semua stimulus diolah sekaligus oleh belahan otak kiri (pusat rasio) dan otak kanan (pusat emosi). Karena itu, menurut Hare, seorang psikopat tidak sekadar berbohong atau hipokrit, tapi juga ada sesuatu yang lebih serius, yakni ada kelainan di otaknya.

Dugaan adanya faktor biologis ini juga muncul dalam laporan Pridmore, Chambers dan McArthur pada 2005. Mereka melaporkan adanya hubungan antara gejala psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural, dan kelainan fungsional pada otak. Temuan lain disampaikan pula oleh Litman setahun sebelumnya. Ia menyebutkan, penderita psikopat mengalami kelainan neurologik pada sindrom erotic violence. Pada 2003, Raine juga mengungkapkan ada kelainan Corpus collosum pada sosok psikopat.

Laporan lain soal penyebab psikopat diutarakan Kirkman (2002). Ia menyatakan, pengidap kepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil yang tak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal. Anak-anak salah asuh ini akan tumbuh menjadi orang-orang yang tak bisa berempati dan tak memiliki kata hati (consceince).

Terapi dan pencegahan

Hare pesimistis psikopat ada obatnya. Tapi Kirkman melihat ada peluang membebaskan psikopat dari kepribadian mautnya. Lantaran belum dipastikan penyebabnya, Hare berpendapat psikopat belum bisa dipastikan dapat disembuhkan atau tidak. Menurut dia, perawatan terhadap psikopat bukan saja tidak menyembuhkan, tapi seringkali menambah parah gejalanya. Sebab, sang psikopat bisa makin canggih dalam memanipulasi perilakunya.

Kirkman (2002) yang menduga kepribadian psikopat berawal karena salah asuh, berpendapat bahwa psikopat dapat dicegah. Dengan catatan, indikasi kelainan kepribadian tersebut dapat dideteksi sedini mungkin. Misalnya, dengan memberi asuhan (terapi) sedemikian rupa untuk meminimalkan risiko individu akibat kekurangan afeksi pada masa kecilnya. Antisipasi ini dilakukan agar cikal-bakal kepribadian psikopat dapat ditangkal.

Segitu kali yah yg gw tau, itupun merujuk dari beberapa buku zaman kuliah dulu, tar gw masukin dech refeensi-2 bukunya...soalnya tadi sempet ngambil beberapa quotes then lupa dari halaman brp buku apa...but promise i will :D

Kamis, 12 November 2009

Jadilah....

1. Jadilah buah nangka

Selain buahnya, nangka memberi getah kepada penjual atau yg memakannya.

Artinya : Berikan kesan kepada semua orang (tentunya yg baik).

2. Jadilah pohon pisang.

Pohon pisang kalau berbuah hanya sekali, lalu mati.

Artinya : Kesetiaan dalam pernikahan.

3. Jadilah duren , jangan kedondong.

Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya lembut dan manis. Hmmm, beda dengan kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem dan di dalamnya ada biji yang berduri.

Artinya : Don't Judge a Book by The Cover.. jangan menilai orang dari luarnya saja.

4. Jadilah bengkoang.

Walaupun hidup dalam kompos sampah, tetapi umbinya isinya putih bersih.

Artinya : Jagalah hati jangan kau nodai.

5. Jadilah tandan pete (petai), bukan tandan rambutan.

Tandan pete membagi makanan sama rata ke biji petenya, semua seimbang, tidak seperti rambutan.. ada yang kecil ada yang gede.

Artinya : Selalu adil dalam bersikap.

6. Jadilah cabe

Makin tua makin pedas.

Artinya : Makin tua makin bijaksana.


Taken From "Buah Kebijakan"
By : Dunno???

Rabu, 11 November 2009

Learn to love in perfect way...

Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai
Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat… itulah kesempatan
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, itu bukan pilihan… itu kesempatan


Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan
Itupun adalah kesempatan
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut
Bahkan dengan segala kekurangannya
Itu bukan kesempatan… itu adalah pilihan
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi
Itu adalah pilihan


Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu
Dan tetap memilih untuk mencintainya
Itulah pilihan

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, datang bagai kesempatan pada kita
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan
Pilihan yang kita lakukan
Berbicara tentang pasangan jiwa, ada suatu kutipan dari film yang mungkin sangat tepat :
“Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil.”
Pasangan jiwa bisa benar-benar ada
Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang yang diciptakan hanya untukmu
Tetapi tetap berpulang padamu untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin melakukan
sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak…
Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita
Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita adalah pilihan yang harus kita lakukan


Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai
Tetapi untuk belajar mencintai seseorang yang tidak sempurna… dengan cara yang sempurna.

Taken From Book "To Be Love..."