Rabu, 01 Desember 2010

Sebuah Cangkir

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah
toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu
mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada
sebuah cangkir yang cantik. "Lihat cangkir itu,"
kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah
cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si
kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba
cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih
untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku
dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir
yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat
yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang
pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke
sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku
merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak,
Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai
menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop!
Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja
meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan
lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam
perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras.
Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini
berkata "belum !"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan
membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir,
selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum.
Setelah dingin aku diberikan kepada seorang
wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya
begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan
aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku
lagi ke perapian yang lebih panas dari
sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini !
Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya.
Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia
terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini
aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik
mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku
melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir
tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah
cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan
penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala
kulihat diriku.

Renungan :

Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat
Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan,
sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata.
Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk
mengubah kita supaya menjadi cantik dan
memancarkan kemuliaan-Nya.
"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila
kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab
Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan
ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu
memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi
sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu
apapun."

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup,
jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk
Anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan
tetapi setelah semua proses itu selesai, Anda
akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk Anda :)

Author : Unknown


Tidak ada komentar: